Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan riset IDC memperkirakan permintaan printer format besar di Indonesia akan naik pada 2012, dipicu gencarnya proyek infrastruktur, Pilkada, maupun menjelang Pilpres 2014.
Pasar printer format besar (large format printer/LFP), yang terdiri dari pasar grafis dan pasar teknis, tumbuh 40,1 persen pada 2011 secara year on year (YoY), dan diperkirakan akan terus berlanjut pada 2012, kata IDC Indonesia dalam laporannya baru-baru ini.
IDC memperkirakan pasar grafis akan tumbuh karena menguatnya permintaan printer solvent-based, dan di sisi lain pertumbuhan megaproyek akan mendorong permintaan printer aqueous-based di segmen pasar teknik.
Pasar grafis ini diharapkan tumbuh secara substansial dalam beberapa bulan mendatang karena Pilkada di paruh waktu kedua 2012 dan Pilpres 2014.
"Ini kegiatan-kegiatan skala besar sepertinya akan mendorong menguatnya permintaan printer menggunakan tinta berbasis-pelarut," kata Muhammad Ikhwan, analis pasar asosiasi untuk peripherals di IDC Indonesia.
Pangsa pasar tinta solvent di pasar grafis dalam 2011 tumbuh 55,7 persen, merepresentasikan pertumbuhan 16,8 persen dari 2010.
Pada 2011, kata IDC, kegiatan termasuk SEA Games, dan Pilkada juga telah mendorong permintaan untuk grafis solvent-based.
IDC mengamati bahwa budaya cetak di Indonesia telah bergeser dari sablon ke cetak digital, bahkan warung jajanan menggunakan cetakan solvent-ink (tinta berpelarut) untuk tampilan serta tujuan promosi.
Berkat lonjakan proyek infrastruktur di Indonesia baik dari sektor swasta maupun publik, IDC mengharapkan peningkatan permintaan LFP dari pasar teknis mulai dari segmen arsitektur, engineering, dan konstruksi, kata Ikhwan.
Tahun ini saja pemerintah Indonesia sedang mengerjakan lebih dari 50 proyek industri dan infrastruktur senilai 17,1 miliar dolar AS.
Proyek-proyek itu akan mendorong pertumbuhan di pasar LFP teknik, khususnya printer format lebar 42 hingga 44 inci, demikian IDC.
Pasar printer format besar (large format printer/LFP), yang terdiri dari pasar grafis dan pasar teknis, tumbuh 40,1 persen pada 2011 secara year on year (YoY), dan diperkirakan akan terus berlanjut pada 2012, kata IDC Indonesia dalam laporannya baru-baru ini.
IDC memperkirakan pasar grafis akan tumbuh karena menguatnya permintaan printer solvent-based, dan di sisi lain pertumbuhan megaproyek akan mendorong permintaan printer aqueous-based di segmen pasar teknik.
Pasar grafis ini diharapkan tumbuh secara substansial dalam beberapa bulan mendatang karena Pilkada di paruh waktu kedua 2012 dan Pilpres 2014.
"Ini kegiatan-kegiatan skala besar sepertinya akan mendorong menguatnya permintaan printer menggunakan tinta berbasis-pelarut," kata Muhammad Ikhwan, analis pasar asosiasi untuk peripherals di IDC Indonesia.
Pangsa pasar tinta solvent di pasar grafis dalam 2011 tumbuh 55,7 persen, merepresentasikan pertumbuhan 16,8 persen dari 2010.
Pada 2011, kata IDC, kegiatan termasuk SEA Games, dan Pilkada juga telah mendorong permintaan untuk grafis solvent-based.
IDC mengamati bahwa budaya cetak di Indonesia telah bergeser dari sablon ke cetak digital, bahkan warung jajanan menggunakan cetakan solvent-ink (tinta berpelarut) untuk tampilan serta tujuan promosi.
Berkat lonjakan proyek infrastruktur di Indonesia baik dari sektor swasta maupun publik, IDC mengharapkan peningkatan permintaan LFP dari pasar teknis mulai dari segmen arsitektur, engineering, dan konstruksi, kata Ikhwan.
Tahun ini saja pemerintah Indonesia sedang mengerjakan lebih dari 50 proyek industri dan infrastruktur senilai 17,1 miliar dolar AS.
Proyek-proyek itu akan mendorong pertumbuhan di pasar LFP teknik, khususnya printer format lebar 42 hingga 44 inci, demikian IDC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar